Nilai Ajaran Kristen bagi Kerukunan Sosial


Luthfi ‘Afif *)

Setiap manusia mempunyai tabiat dan keinginan masing-masing. Pada zaman barbar manusia belum beradab, karena dinamika sosial waktu itu belum menemukan sistem nilai untuk mengatur kehidupan sosial. Kemudian agama tampil sebagai sumber inspirasi moral bagi setiap pemeluknya. Dalam kehidupan, agama berisi aturan peringatan tata nilai dan lain sebagainya. Atau secara singkat agama berisikan hubungan transenden, hubungan antar manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Pada dasrnya semua agama mengajarkan hal itu, termasuk juga agama Kristen.

Dalam tulisan ini akan membahas pengaruh nilai ajaran Kristen terhadap kehidupan sosial. Karena akhir-akhir ini sering kita temukan konflik antar beragama. Masalah di Tolikara belum selesai sekarang sudah muncul permasalah pembakaran gereja yang terjadi di Singkil Aceh. Konflik yang menandai lemahnya paham pluralistik tidak bisa kita lihat dari ajaran agama, yang seolah mempunyai dua musim, panas dan dingin. Di satu sisi agama membawa kesejukan di sisi lain agama menjadi sumber konflik. Karena agama adalah sumber inspirasi moral bagi pemeluknya.

Perilaku dalam kehidupan sosial masyarakat ditentukan oleh berbagai macam aspek, termasuk ajaran Kristen yang  memberikan landasan etik bagi pemeluknya. Dalam pandangan Kristen, kehidupan manusia ini dipandang sebagai perbuatan dosa. Manusia diturunkan ke bumi atas dasar kesalahan, sehingga rupa rohani manusia menjadi kotor dan harus disucikan dengan jalan mengimani Yesus dan ajarannya.

Lewat al-Kitab Yesus memberikan pedoman hidup pada umatnya. Pedoman ini dijadikan sumber nilai etik yang berguna sebagai tata cara hidup. Pedoman ini berisi aturan perintah, maupun larangan. Hal itu sangat penting karena di dalamnya memberikan ajaran yang terkait dengan penghormatan individu agar tercipta masyarakat yang saling menghormati.

Di dalam al-Kitab diperintahkan untuk mengasihi sesama manusia, berderma, menjaga keutuhan rumah tangga, seperti yang tertuang dalam al-Kitab: “Kasihilah sesamamu manusia, memberi lebih baik dari pada menerima” Tanggung jawab itu meliputi: Memelihara diri sendiri (Efs.5:9); Memenuhi keutuhan keluarga 1Tim.5:8-16); Memenuhi kebutuhan sesama manusia (Gal 6:10).

Nilai ajaran yang seperti itu sangat perlu untuk diterapkan pada konteks masyarakat Indonesia yang sangat plural. Dengan demikian ajaran agama mempunyai fungsi sosialnya sebagai peredam gejolak sosial yang melanda mayarakat. Sehingga sikap intoleransi antar umat beragama tidak kembali terjadi. Dalam kehidupan bersosial  pemahaman tentang ajaran agama harus dimaknai secara mendalam bukan hanya sebatas doktrin baku yang harus diterapkan.

Nilai dalam ajaran Kristen secara garis besar sama dengan nilai ajaran agama yang lain. Yakni menyarankan ummatnya secara bersyarat untuk menerapkan pandangan tentang kebaikan, salah, benar, baik, buruk agar manusia dapat menjalankan kehidupan sosialnya secara harmonis. Karena pada prinsipnya agama itu hadir agar kehidupan ini tidak terjadi gama atau caos.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment