Luthfi 'Afif*)
Agama Islam merupakan agama yang
mempunyai ajaran Universal, karena wahyu yang di turunkan mempunyai semangat
progresif dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Selain itu konsep rahmatan lil alamin (QS 21: 107) yang mengedepankan
kerahmatan bagi semua bukanlah konsep imaginer atau cita-cita ideal saja, tapi ini
adalah konsep universal yang sudah terbukti dan teruji melalui Piagam Madinah
sebagai bentuk operasionalnya.
Saat Piagam Madinah dideklarasikan pada
abad ke-7, umat Islam hanya 15% dari populasi penduduk Madinah yang mayoritas
Yahudi dan Nasrani. Oleh karena hak dasar dan nilai kemanusiaan universal
dijunjung tinggi, serta lintas ikatan primordialisme, pihak mayoritas pun
setuju dan menerima piagam tersebut. Dengan konsep ini islamisasi di indonesia
mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat setempat. Dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai lokal, adaptif terhadap budaya nusantara yang kemudian
mendapatkan simpatik dari masyarakat.
Konsep rahmatan lil alamin ini menjadi kunci sukses dakwah yang dilakukan Wali
Sanga. Fenomena sejarah tersebut patut ditauladani, mengingat hari ini begitu
banyaknya aliran radikal seperti ISIS, Jaringan al-Qaida dan lain-lain. Mereka orang-orang
yang lebih mengedepankan jihad, tanpa melakukan pendeketan kultural. Dari aktifitas
merekalah Islam mendapatkan image negatif. Fenomena radikalisme dalam Islam,
selain akibat dari motif politik ekonomi, barangkali bisa kita lihat dari
pemahaman terhadap teks.
Menjadi menarik kalau kita analisa
tentang Islam rahmatan lil alamin
walaupun tema ini sudah sangat familiar, namun ketika dikaji ternyata memiliki
sejumlah cakupan yang luas. Islam rahmatan
lil alamin memang konsep yang sangat abstrak, berangkat dari teks, “wa ma arsalnaaka illa rahmatan lil ‘alamin”,
yang artinya kurang lebih “dan tidak Aku utus engkau (Muhammad)
kecuali untuk kerahmatan bagi seluruh alam”. Islam sebagaimana teksnya
memang untuk kerahmatan bagi seluruh alam, bukan hanya keselamatan bagi manusia
tetapi juga untuk alam lainnya.
Yang diselamatkan adalah hablum minallah, hablum minan naas dan juga hablum
minal alam. Keselamatan manusia tidak ada artinya jika alam tidak dalam
keselamatan. Maka Islam yang menyelamatkan adalah Islam yang memberikan
keselamatan bagi semuanya. Berangkat dari ayat “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam." (QS Al-Anbiyaa':107). Konsep ini Sebagai rahmat untuk
semesta alam, Islam hadir untuk menaungi umat manusia dalam risalah yang dibawa
nabi terakhir yaitu Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
Dengan menjadi rahmat bagi semesta alam,
Islam tak hanya mengatur hubungan baik antar manusia. Melainkan juga bagaimana
kita mampu memperlakukan ciptaan Allah yang lain dengan baik. Sekali lagi,
karena rahmat bagi semesta alam. Sudah menjadi keniscayaan didunia ini akan
keberagaman, dan dalam Islam keberagaman ataupun perbedan sudah menjadi sunnatullah. Ketika di dunia ini hanya
satu warna maka yang terjadi tidak dinamis, untuk menjadi kehidupan yang
dinamis diperlukan perbedaan, dengan perbedaan inilah akan terjadi kontradiksi,
dan dari kontradiksi akan muncul kehidupan kearah progresif.
Namun bagaimana realisasinya agar
kontradiksi ini tetap pada rel kemanusian, salah satu solusi yang di tawarkan
Islam adalah mengedepankan rasa kasih sayang, dengan rasa ini maka manusia akan
memahami keberagaman dengan cara bijaksana, tidak menjadikan agama Islam menjadi
agama superior di bandingkan agama- agama selain Islam, seperti yang di ajarkan
dalam alqur’an, (Qs. Al-Baqarah, 2;62)
إِنَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَ الَّذِيْنَ هَادُوْا
وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِيْنَ مَنْ آمَنَ بِاللهِ وَ الْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ
صَالِحاً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ
يَحْزَنُوْ
“Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan orang-orang yang jadi Yahudi dan Nasrani dan Shabi'in,
barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian dan beramal yang
shalih, maka untuk mereka adalah ganjaran di sisi Tuhan mereka, dan tidak ada
ketakutan atas mereka, dan tidak ada ketakutan atas mereka dan tidaklah mereka
akan berduka-cita. “
Ayat tersebut dengan tegas menyatakan
adanya keselamatan yang di janjikan oleh Allah bagi setiap orang yang beriman
kepada-Nya dan hari akhir, yang di iringi dengan berbuat kebajikan (amal saleh)
tanpa memandang afialiasi agama mereka. Pada era sekarang yang gejelanya sudah
meresap hingga sendi intern agama khususnya Islam, fenomena konflik Sunni-Syiah
yang terjadi di Jawa Timur, gep antara ormas, penyesatan yang di
tudahkan pada MTA, dan lagi semboyan khilafah yang di gaungkan HTI, semua itu
mengancam keutuhan dan kesatuan umat Islam.
Pemahaman Islam sebagai rahmatan lil alamin perlu di bumikan
kembali, umat Islam harus mengingat kembali bahwa semua yang beriman kepada Allah
dan beramal saleh mereka akan selamat, karena Allah tidak akan mengutamakan
kelompok dengan mendzalimi kelompok lain. Keselamatan itu tidak akan bisa di
temukan dalam eklusif keagamaan, akan tetapi keselamatan dapat di temukan dalam
keyakinan yang benar dan menjujung tinggi kebajikan.
ConversionConversion EmoticonEmoticon