Luthfi ‘Afif *)
Agama yang berfungsi sebagai tatanan nilai dalam suatu
masyarakat telah mengalami perkembangan sesuai dengan semangat zamanya. Pada zaman
modern dengan sistem sosial yang sangat rumit bagaikan benang kusut yang komplek,
dengan segala macam konflik sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat membuat
warna agama berganti rupa agar tidak terkesan usang. Tanpa menutup mata konflik
antar umat beragama yang selalu mewarnai dinamika sejarah memberikan implikasi
kongkrit terhadap klaim ego keagamaan, dalam upaya pembanaran yang berujung
pada fanatik buta. Sehingga memunculkan apa yang sering disebut Radikalisme.
Sedangkan dalam upaya mengentaskan konflik itu, muncul semangaat keberagamaan
yang toleran, inklusif, apresiatif sebagai antitesa dari konfilik antar agama memunculkan
semangat Libelaisme.
Sebelum membahas lebih jauh tentang liberalisme dan
radikalisme ada baiknya terlebih dahalu untuk menjelaskan definisi dari
keduanya agar dapat menjadi lebih jelas. Tulisan ini akan mencoba menjelaskan
kedua terminologi tersebut dari segi pemikiran.
![]() |
www.mosclot.com |
Dunia ini telah mengalami perubahan yang diiringi oleh
segala hal. Seperti peristiwa, pemikiran, sistem pengetahuaan dan alat
kekuasaan, relasi antar potensi dan aspek-aspek kebenaran. Perubahan yang luas
ini akan memberikan pemahaman yang luas tentang liberalisme. Terminologi liberalisme
yang pernah menggaung dan memberi semangat terselenggaranya Revolusi Prancis mempunyai
makna dan fungsinya sendiri. Begitu juga liberalisme yang menjadikan semangat
kompetitif pasar yang dibawa oleh Adam Smith dan Keynes, ataupun dengan konsep
politik yang dibawa oleh Partai Liberal—bahkan konsep filsafatnya Sartre.
Konsep liberalisme tersebut dipahami sebagai suatu yang lahir dari proses
perjalanan sejarah yang tumbuh menjadi fenomena dunia pemikiran.
Namun dalam tulisan ini, tidak akan membahas konsep
Liberalisme dari yang diuraikan diatas, akan tetapi membahas liberalisme dari
konteks keagamaan (Islam). Liberal dalam KBBI mempunyai arti bersifat
bebas/berpandangan bebas (luas dan terbuka), liberalisme adalah aliran
ketatanegaraan dan ekonomi yang menghendaki demokrasi dan kebebasan pribadi
untuk berusaha dan berniaga (pemerintah tidak boleh turut campur); atau usaha
perjuangan menuju kebebasan. Dapat disimpulakan liberalisme dalam agama Islam
mempunyai suatu bentuk penafsiran tertentu atas Islam yang salah satu
landasannya adalah membuka kran berfikir secara bebas dan membuka pintu ijtihad
pada semua dimensi Islam. Paham ini percaya bahwa ijtihad atau penalaran
rasional atas teks-teks keislaman adalah prinsip utama yang memungkinkan Islam
terus bisa bertahan sesuai dngan semangat zamannya.
Dalam konsep liberalisme mengandung keseimbangan antara
pemikiran dan teks. Keduanya berfungsi sebagai solusi dari kondisi zaman. Aspek
terpenting adalah pemikaran dan konteks serta wahyu sebagai sumber inspirasi.
Dari penjelasan tersebut maka dapat diambil pengertian bahwa kelompok Islam yang
menganut liberalisme ialah Kelompok Islam yang memberikan kebebasan dalam
berpikir untuk memahami nash-nash agama sesuai kebutuhan zamannya dengan
corak pemikiran terbuka dan beragam. Referensi budaya juga turut mewarnai pola
gerak Islam yang dianut oleh orang-orang liberal.
Paham ini muncul ke permukaan
di era pasca reformasi, yang merupakan bentuk euforia dari hilangnya narasi
tunggal yang diterapkan secara mutlak oleh rezim Orde Baru. Tujuannya untuk
mengkonter aliran fundamentalis,
radikalis, dan konflik antar umat beragama. Paham libralisme muncul sebagai
solusi dari kebekuan ajaran dan sifat-sifat intoleransi antar umat. Selain liberalisme,
alur pemikiran Islam yang berkembang sampai hari ini banyak sekali yang termasuk dalam ranah
radikal, atau biasa disebut Islam Garis Keras yang menurut pandangan
umum cenderung memaksan kehendak. Ingin melakukan suatu perubahan dengan jalan
kekerasan. Namun apakah benar demikian? Dapat dianalisis dari definisinya, radikalisme
secara bahasa berarti secara mendasar (sampai keakar), pada dasarnya kemunculan
fenomena dari radikalisme meupakan reaksi dari pihak yang tidak diuntungkan
dari dituasi sosial politik. Seperti radikalisme petani Banten akibat dari
kebijakan tanam paksa yang dilakukan oleh pemerintahan kolonial Belanda.
Sedangkan Radikalisme dalam Islam merupakan paham yang
mendasar dan menyeluruh. Apabila seseorang disebut sebagai Islam radikal,
berarti seseorang tersebut memiliki pemahaman Islam yang mendasar dan
menyeluruh. Sehingga ia ingin menerapkan seluruh aturan Islam secara menyeluruh
dalam setiap sendi kehidupannya. Pandangan ini didasari dari semangat ajaran
Islam yang universal. Islam dipahami sebagai ajaran yang sangat lengkap, yang
mengatur kehidupan manusia dari bangun tidur sampai tidur lagi. Kelengkapan ini
dipandang sebagai suatu hal yang absolut dan harus diterapkan.
Menurut Vedi R. Hadiz, tidak ada konsensus yang nyata
tentang yang dimaksud dengan istilah ‘Islam radikal.’ Istilah itu bisa berarti
sebagai mereka yang ingin mendirikan negara Islam atau negara dengan sistem Khalifah,
atau mereka yang ingin menjadikan Syariah sebagai sumber hukum. Dengan atau
tanpa menggunakan kekerasan terbuka. Istilah itu juga digunakan secara longgar
dan saling dipertukarkan antara Islam fundamental dengan Islam militan, atau
kadang-kadang secara sederhana disebut ‘Islamist’.
Sebelum saya mengahiri tulisan ini saya ingin menutupnya
dengan sedikit pertanyaan. Pada hakikatnya Islam datang dengan membawa misi transenden: kedamaian,
keadilan dan kesejahteraan. Pada saat Nabi Muhammad masih hidup, Islam
belum muncul perbedaan karena masih ada rujukan tunggal yaitu Nabi yang membawa
wahyu. Namun pada perkembangannya Islam menjadi berbagai macam model yang mana
kesemuanya memiliki ciri khas masing-masng. Perbedaan ini pun sudah diprediksi
oleh nabi: “kelak di akhir zaman umatku akan terpecah menjadi 72 golongan”.
Mungkin kita bertanya-tanya tentang berbagai macam corak aliran dengan dasar
pemikiran yang beragam pula. Lantas di mana
kita dapat menemukan hakikat Islam? Di kelompok mana kelak yang akan
mendapatkan Syafa’at? Wallahu a’lam.
ConversionConversion EmoticonEmoticon